sapaan

LAMPUNG MERUPAKAN WILAYAH YANG INDAH SERTA STRATEGIS. UNTUK ITU MARILAH KITA LAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK LAMPUNG "SYAIFULLOH MENGUCAPKAN SELAMAT DATANG DALAM SEBUAH PERUBAHAN"

hanya untuk anda

Saturday, August 13, 2011

sekilas sejarah sman 1 tumijajar pada waktu itu

SMA Negeri 1 Tumijajar, berlokasi di jalan Jenderal Sudirman 92 Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang, Propinsi Lampung. Memiliki nomor statistik sekolah : 301120503003
Awal perjalanan SMA Negeri 1 Tumijajar, dimulai tahun 1979 bernama SMA Makarti Mukti Tama dibawah pembinaan Departemen Transmigrasi, pada tanggal 9 Nopember 1983 di-negerikan melalui SK Mendikbud No.0473/0/1983 bernama SMA Negeri Way Abung.
Melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 035/0/1997 tanggal 7 Maret 1997 tentang perubahan Nomenklatur SMA menjadi SMU serta organisasi dan tata kerja SMU Negeri 1 Tulang Bawang Udik.
Pemekaran Kecamatan Tulang Bawang Udik, menjadi Kecamatan Tulang Bawang Udik dan Tumijajar. SMU N 1 Tulang Bawang Udik berada di wilayah Kecamata Tumijajar. Sesuai SK Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulang Bawang berubah menjadi SMU Negeri 1 Tumijajar.
Tanggal 3 Februari 2004, sesuai SK Bupati Tulang Bawang Nomor : B/33/D.DVII/HK/TB/04 berubah menjadi SMA Negeri 1 Tumijajar.
Dalam perjalanan, SMA ini sudah mengalami pemimpin, yaitu :
  1. Ismail, K Tahun 1983 s/d 1985
  2. Drs. Amir Syarifudin Tahun 1985 s/d 1989
  3. Drs. Marmin Tahun 1989 s/d 1991
  4. Drs. Mujiyono DA Tahun 1991 s/d 1999
  5. Drs. Iskandar Fauzi Tahun 1999 s/d sekarang
Upaya peningkatan mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Tumijajar telah lama dilakukan. Untuk mempertajam upaya peningkatan mutu, disusun visi, misi dan tujuan sekolah serta strategi peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.
Salah satu upaya peningkatan mutu yang dimaksud adalah sebagai sekolah pelaksana terbatas kurikulum 2004/KTSP. Pengalaman menunjukkan adanya kecendrungan positif bagi anak didik dan guru dalam proses dan hasil belajar. Timbul komitmen dan muncul kemandirian, serta tumbuh budaya mutu.
Supaya program dapat berkesinambungan, tidak terlepas dari pembiayaan. Untuk itu warga sekolah terus mengupayakan terpenuhi anggaran yang diperlukan. Disusun proposal ini dengan harapan mendapat bantuan dana dekonsentrasi untuk mendorong pelaksanaan kurikulum 2004 dan peningkatan mutu, memancing pertisipasi masyarakat menuju sekolah mandiri, sesuai dengan konsep MPMBS.

1 comment: